Terkadang rutinitas harian membawa kita pada sebuah kejenuhan. Jenuh yang sangat jenuh. Seakan-akan sudah malas buat hidup. Naik turun hasrat manusia memengaruhi tingkat kejenuhan. Biasanya sih kejenuhan akan mudah datang kalau manusia lagi sedih dan galau. Galau mikirin yang dulu-dulu. Mungkin masa lalu yang kelam atau malah memikirkan mantan yang gak kunjung kembali. (Eeeaa)
Hal tersebut wajar terjadi. Karena manusia punya memori besar didalam otak nya. Memori yang terkadang muncul tiba-tiba. Membawa cerita lama yang sempat dilupakan. Tapi kembali teringat. Itulah namanya masa lalu. Tiap individu punya masa lalu. Kadang ada masa lalu yang baik. Kadang pula ada masa lalu yang kelam.
Teringat lagu Inul. "Masa lalu biarlah masa lalu, jangan kau ungkit ... Dst". Lagu yang sempat viral dikalangan masyarakat +62. Kembali lagi ke pembahasan. Masa lalu adalah sebuah keniscayaan yang akan, sedang, dan sudah kita lewati. Masing-masing dari kita pasti akan punya masa lalu. Mau gimana bentuknya, lagi-lagi itu bergantung pada diri kita sendiri.
Belajarlah dari masa lalu. Jika perlu semua masa lalu yang pernah kita lewati kita pelajari. Fungsi nya untuk apa? Sudah pasti sebagai bahan untuk bermawas diri. Menilai kepribadian dan karakter diri bisa kita lihat dari masa lalu. Karena masa lalu pasti menyimpan sejuta cerita dan pelajaran hidup. Pelajaran hidup yang sama-sama kita ambil hikmahnya. Kelamnya masa lalu kita jadikan senjata untuk terus memperbaiki diri. Sedangkan baik nya masa lalu, kita jadikan motivasi hidup agar terus berbenah diri.
Masa lalu bukanlah aib yang perlu kita takuti. Ia harta yang harus kita jaga erat. Berbagilah masa lalu jika itu pantas. Namun, jika itu tidak pantas maka simpanlah baik-baik. Cukup kita sendiri dan Tuhan yang tahu. Masa lalu ibarat Spion kendaraan. Sesekali digunakan untuk melihat situasi dan kondisi di belakang. Kira-kira aman atau tidak. Setelah itu barulah kita ambil tindakan. Terus lanjut atau berhenti dulu. Semuanya dilakukan untuk memastikan bahwa semua nya aman terkendali.
Lihat masa lalu, agar kita sama sama sadar. Bahwa dulu kita pernah melakukan sebuah kebodohan. Kebodohan yang bisa dibilang menjijikkan atau bahasa kerennya Alay. Tersenyum sendiri sambil memikirkan "kok dulu gua gini ya, aneh sih, berarti dulu gua alay ya". Begitulah percakapan antara jiwa dan batin yang sedang menyadari.
Ilustrasi tersebut hanyalah analogi semata. Menggambarkan tentang manfaat mengingat masa lalu. Serta menegaskan bahwa masa lalu bukanlah aib yang harus ditakuti. Kita bisa belajar dari masa lalu untuk menunjukkan arah hidup. Mana yang pantas dan mana yang tidak pantas. Jadi, masa lalu bukanlah aib melainkan keniscayaan yang perlu kita manfaatkan untuk perbaikan diri kedepannya. "Keledai tidak akan jatuh dilubang yang sama karena ia belajar dari masa lalu".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar