Tak banyak keilmuan yang membahas tentang pentingnya sikap. Karena dalam fungsinya sikap lebih kepada praktik ketimbang teori. Ya seperti itulah ironi yang terjadi sekarang. Orang lebih sibuk dengan urusan orang lain. Sedangkan urusannya terbengkalai bak bangkai yang terlantar.
Teringat dawuh-dawuh orang tua dulu, "nak kamu kalau lagi ada tamu jangan nguping ya, diem aja di kamar". "Nak kalau lewat depan orang harus nunduk sambil bilang permisi". Dawuh-dawuh sederhana namun bermakna. Hal tersebut mengajarkan kita pada arti sopan dan santun. Apa itu sopan dan santun?
Sopan adalah tingkah laku yang baik kepada orang lain. Sedangkan santun adalah ucapan yang baik kepada orang lain. Jadi sopan dan santun merupakan tingkah laku dan ucapan yang baik kepada orang lain.
Terkikis nya moral membawa dampak pada hilangnya sopan dan santun dalam bertingkah laku. Manusia tidak lagi memikirkan mana yang pantas dan mana yang tidak pantas. Lebih memikirkan dan mengedepankan ego. "Gua udah belajar semua nya, jadi apa yang gua lakukan pasti benar". Sepintas adalah kalimat yang bernada sinis dan sadis. Seakan-akan gak butuh orang lain. Lebih parahnya punya anggapan bahwa dunia ini milik dia. Ya Itulah sedikit contoh perilaku seseorang yang punya ilmu tapi gak punya sikap atau karakter.
Betapa bahaya nya orang yang punya ilmu tapi gak disertai sikap. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa sikap punya peranan penting. Yakni memberi arahan dan petunjuk tentang mana yang benar dan mana yang salah. Ilmu pengetahuan hanya memberikan manusia tentang sebuah teori. Tetapi sikap memberikan manusia petunjuk dan arahan dalam mengarungi kehidupan.
Sudah selayaknya kita menaruh sesuatu pada tempatnya. Di depan Sikap di belakang ilmu. Mengedepankan sikap lebih penting daripada ilmu. Karena orang yang berilmu belum tentu punya sikap. Sedangkan orang yang punya sikap sudah pasti punya ilmu. Dalam bersikap kita membutuhkan ilmu, dan dalam berilmu kita membutuhkan sikap. Jadi sikap dan ilmu harus selalu berdampingan, gak boleh terpisahkan.
Ilmu penting dan sikap pun jauh lebih penting. Penulis meyakini bahwa bangsa ini tidak kehilangan orang yang pintar. Tetapi bangsa ini, kehilangan orang-orang yang memiliki sikap dan karakter. Banyak kekayaan negara hilang begitu saja karena perilaku pejabat yang pintar, tetapi tidak punya sikap dan karakter.
Jadi sudah jelas bahwa, sikap harus kita kedepankan dari pada ilmu. Agar ilmu yang kita punya tidak salah arah dan bisa bermanfaat untuk orang banyak. Tak ada manusia yang sempurna, tetapi sebagai manusia kita saling mengingatkan dan menyempurnakan. Tujuannya agar apa yang dicita-citakan bangsa ini dapat tercapai. Sehingga masyarakat dapat merasakan indah dan nikmatnya hidup berbangsa dan bernegara.
Selesai.
Terkikis nya moral membawa dampak pada hilangnya sopan dan santun dalam bertingkah laku. Manusia tidak lagi memikirkan mana yang pantas dan mana yang tidak pantas. Lebih memikirkan dan mengedepankan ego. "Gua udah belajar semua nya, jadi apa yang gua lakukan pasti benar". Sepintas adalah kalimat yang bernada sinis dan sadis. Seakan-akan gak butuh orang lain. Lebih parahnya punya anggapan bahwa dunia ini milik dia. Ya Itulah sedikit contoh perilaku seseorang yang punya ilmu tapi gak punya sikap atau karakter.
Betapa bahaya nya orang yang punya ilmu tapi gak disertai sikap. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa sikap punya peranan penting. Yakni memberi arahan dan petunjuk tentang mana yang benar dan mana yang salah. Ilmu pengetahuan hanya memberikan manusia tentang sebuah teori. Tetapi sikap memberikan manusia petunjuk dan arahan dalam mengarungi kehidupan.
Sudah selayaknya kita menaruh sesuatu pada tempatnya. Di depan Sikap di belakang ilmu. Mengedepankan sikap lebih penting daripada ilmu. Karena orang yang berilmu belum tentu punya sikap. Sedangkan orang yang punya sikap sudah pasti punya ilmu. Dalam bersikap kita membutuhkan ilmu, dan dalam berilmu kita membutuhkan sikap. Jadi sikap dan ilmu harus selalu berdampingan, gak boleh terpisahkan.
Ilmu penting dan sikap pun jauh lebih penting. Penulis meyakini bahwa bangsa ini tidak kehilangan orang yang pintar. Tetapi bangsa ini, kehilangan orang-orang yang memiliki sikap dan karakter. Banyak kekayaan negara hilang begitu saja karena perilaku pejabat yang pintar, tetapi tidak punya sikap dan karakter.
Jadi sudah jelas bahwa, sikap harus kita kedepankan dari pada ilmu. Agar ilmu yang kita punya tidak salah arah dan bisa bermanfaat untuk orang banyak. Tak ada manusia yang sempurna, tetapi sebagai manusia kita saling mengingatkan dan menyempurnakan. Tujuannya agar apa yang dicita-citakan bangsa ini dapat tercapai. Sehingga masyarakat dapat merasakan indah dan nikmatnya hidup berbangsa dan bernegara.
Selesai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar