Mendengar kata jujur rasanya kita alergi. Bukan pada katanya tapi lebih kepada praktik nya. Sebuah kata pendek yang menyulitkan manusia. Susah untuk dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Baik untuk diri sendiri ataupun untuk orang lain. Berat melakukan karena besarnya gengsi yang kita punya.
Jujur adalah perilaku yang berlaku diseluruh dunia. Tak ada satu negara pun yang menolak perbuatan jujur. Ada peribahasa yang mengatakan bahwa "jujur adalah mata uang yang berlaku di seluruh dunia". Peribahasa yang sarat akan makna. Mengindikasikan bahwa jujur perbuatan baik yang diakui dunia. Jujur tak perlu memandang ras, suku, budaya, dan agama. Karena jujur tak punya identitas, tapi ia tahu siapa yang berbuat.
Sejatinya jujur secara teori mudah dilakukan. Namun karena gengsi dan ego yang besar dari dalam diri, maka perbuatan jujur sulit dilakukan. Memang tidak ada manusia yang sepenuhnya jujur, tapi setidaknya kita berusaha menjadi manusia yang jujur. Usaha yang kita lakukan itu lebih baik daripada kita berdiam diri atas ketidakjujuran diri kita sendiri.
Menjadi sebuah ironi yang terjadi, ketika kejujuran dianggap sebagai hal yang menjengkelkan. "udah lu diem aja, ga usah ngomong sama guru/atasan, entar hasil gua bagi dua". Percakapan yang sering terjadi dilingkungan kerja/sekolah. Kebiasaan buruk yang dilakukan sejak kecil akan membekas sampai dewasa. Jujur bukanlah aib, melainkan ia emas. Emas yang perlu kita jaga sampai kapanpun.
Jadi, jangan alergi sama perbuatan jujur. Kadang jujur menyakitkan, tapi jauh lebih menyakitkan jika tidak jujur. Gak ada manusia yang sempurna, yang ada manusia yang sedang berusaha sempurna. Tuhan senang dengan manusia yang mau berusaha. Apalagi berusaha dalam kebaikkan. "Jujurlah dalam keseharian, minimal jujur pada diri sendiri". Dengan demikian orang akan mengenal kita sebagai pribadi jujur.
selesai....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar