Minggu, 24 November 2019

Katanya Guru Tapi Gak Dianggap

Setiap tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional. Hari yang dijadikan sebagai bentuk apresiasi terhadap dedikasi dan perjuangan guru se-Indonesia. Hari yang penuh sejarah dan hikmah yang bisa kita ambil. Memaknai arti guru dengan hikmat. Serta siswa dapat merenungkan semua kesalahan yang pernah dilakukan.

Perlu disadari bahwa Guru bukanlah manusia yang sempurna. Gak semua ucapan dan tingkah lakunya bisa di gugu dan ditiru. Sebagai siswa seharusnya kita bisa melihat dan memilah mana yang layak dan mana yang tidak layak untuk ditiru. Sejatinya guru juga orang awam. Hanya saja ia ditakdirkan untuk mengajar dan mendidik murid-muridnya.

Sudah 74 tahun memperingati hari guru. Tetapi sampai sekarang masih banyak guru yang belum bisa merdeka. Banyak guru yang terjebak dan terkendala finansial. Sehingga guru tidak bisa memaksimalkan semua potensi yang dimilikinya. Terlebih di era seperti saat ini guru justru mengalami tindakan diskriminatif. Baik dari murid nya atau dari aturan kurikulum yang berbelit.

Banyak murid yang tidak lagi mengormati dan menghargai guru nya. Hal tersebut bisa dilihat dari ucapan dan tingkah lakunya. Murid tak lagi dapat membedakan cara berkomunikasi dengan guru dan teman. Sehingga menciptakan kesan yang semena-mena. Kesan yang jauh dari nilai dan norma yang berlaku. Kata kasar dan tak santun seperti hal yang biasa buat mereka. Bahkan menjadi hal yang biasa dan wajar dilakukan.

Penurunan kualitas karakter inilah yang menjadi tugas berat guru di era milenial ini. Guru harus cerdas dalam menerapkan konsep sehingga bisa diterima oleh semua siswa. Mengorelasikan akademik dan karakter demi terwujudnya siswa yang berkarakter. Ya tugas dan tanggung jawab yang besar bagi seorang guru. Maka wajar saja bila guru dinobatkan sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Karena dengan semua pengorbanan terkadang guru harus mengenyampingkan urusan pribadinya. Tak jarang banyak guru yang mengorbankan waktu bersama keluarga demi mengajar dan mendidik murid-muridnya.

Hal tersebut perlu diketahui oleh murid dan wali murid. Sehingga nantinya tidak ada kesalahpahaman. Guru dan wali murid dapat bekerjasama mengajar dan mendidik anak. Dengan cara tersebut maka tidak akan ada lagi jarak antara guru dan wali murid. Wali murid harus memberi kepercayaan sepenuhnya kepada guru. Jangan malah memberikan statement yang menjatuhkan kinerja guru. Guru melakukan ini salah. Guru melakukan itu salah. Berikan kesempatan dan kepercayaan pada guru untuk membenahi semua nya. Semua butuh usaha dan proses yang gak gampang.

Jadi, di Hari Guru nanti yuk kita jadikan momen bermawas diri. Berikan yang terbaik yang kita bisa. Sekurang-kurangnya berilah guru ucapan terima kasih atas semua ilmu dan dedikasi nya selama ini. Tanpa guru kita tidak bisa apa-apa. Tanpa guru kita bukan siapa-siapa. Berikan apresiasi yang tinggi kepada mereka yang telah berjasa dalam hidup kita. Maafkan semua kesalahan mereka dan doakan yang terbaik buat mereka. "Guru kau adalah manusia pilihan yang ditakdirkan Tuhan untuk memberi ilmu tentang semua hal yang tidak kami tahu, terima kasih atas semua ilmu dan dedikasimu sehingga kami bisa mengenal dan menguasai dunia".

Selamat Hari Guru Nasional untuk semua Guru se-Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar