Momen ulang tahun selalu menjadi hal yang paling dinantikan oleh banyak orang. Tiap perayaannya masing-masing orang punya caranya tersendiri. Ada yang merayakan dengan penuh suka-cita. Adapula yang merayakan dengan perayaan sederhana. Ya momen seperti ini semua orang punya banyak cara untuk merayakannya.
Memperingati hari dilahirkan tentu memunculkan berbagai statement. Ada yang mendukung dan adapula yang kontra. Ya perihal ini silakan kita sendiri yang menilai. Tetapi buat penulis, merayakan hari dilahirkan sah-sah saja. Bergantung pada niat masing-masing. Lebih eloknya momen ulang tahun kita jadikan sebagai sarana memawasi diri. Serta sebagai langkah awal untuk menentukan jalan kehidupan kedepannya.
Tentang hari dilahirkannya kita di dunia ini. Sudah selayaknya kita syukuri. Kemudian coba kita bawa nurani ini kepada peristiwa sakral. Peristiwa pengorbanan wanita yang mulai. Berpeluh keringat dan bertaruh nyawa demi melahirkan kita. Tak ada penyesalan sedikit pun dari dalam hatinya atau dendam dalam dada nya.
Momen ini bukan hanya tentang kita, tetapi tentang sebuah pengaharapan yang mulia. Tentang sebuah pengorbanan bertaruh nyawa. Cemas, khawatir dan was-was menggema disekeliling ruangan. Banyak orang yang menunggu kedatangan kita. Tampak senyum terurai dari mereka yang menyaksikan hari dilahirkannya kita. Suka-cita menyelimuti keluarga dan sanak saudara. Sungguh sambutan yang hangat.
Maka dari itu, momen ulang tahun kita jadikan wadah ber-transformasi untuk lebih baik lagi. Kemudian momen ini juga kita jadikan sebagai alat untuk mengenang semua pengorbanan orang tua kita. Serta menjadi awal untuk mengambil langkah selanjutnya. "ini bukan tentang seberapa banyak umur yang kita peroleh, tetapi tentang seberapa banyak kita memberi manfaat kepada yang lain". "kemudian bersyukurlah karena kita masih diberi kesempatan untuk menjadi lebih baik lagi kedepannya ".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar