Minggu, 09 Februari 2020

Kebutuhan di Atas Keinginan

Pada waktu tertentu kita pasti dihadapkan pada sebuah kedilemaan. Tentang sesuatu yang rasanya sulit untik di pilih. Banyak petimbangan yang harus diputuskan sesegera mungkin. Karena memang batas waktu yang singkat sehingga tidak memungkinkan lagi untuk berpikir lama. Pikiran kita dituntut untuk berpikir kritis, menimbang semua aspek agar tak menimbulkan penyesalan dikemudian hari. Meski pada akhirnya terkadang logika dan nurani kita kalah dengan hawa nafsu yang terus menyala.

Rasa ingin selalu disebabkan oleh hawa nafsu.  Dorongan dari dalam diri meminta manusia untuk mengutamakan apa yang diinginkan. Bukan meminta untuk mempriotaskan kebutuhan. Padahal secara riil, kebutuhan jauh lebih penting daripada keinginan. Ya tapi mau bagaimana lagi, pertempuran batin selalu dimenangkan nafsu. Sedangkan logika selalu terbelakang dan kalah. Barulah, ketika sadar kita mengetahui keinginan hanya membuai kita diawal dan selalu menutup nurani dan logika kala itu.

Jika kita bebicara tentang diri sendiri rasanya sulit untuk jujur. Kadang kita sering membohongi diri sendiri. Misal ketika kita memiliki uang yang pas-pasan. Bersamaan dengan itu, kuota habis dan perut sedang lapar. Tubuh sudah memberi kode bahwa perut perlu asupan. Namun, nafsu membawa kita untuk membeli kuota ketimbang makanan. Nah, barulah ketika maag datang kita menyesal mengapa waktu itu tidak membeli makanan saja ya. Ya itulah kita, sering sadar ketika sudah terjadi sesuatu yang menyakitkan.

Nafsu yang ada, sebenarnya memiliki peran yang penting. Peran yang terus mendorong manusianya untuk terus berusaha mendapatkan sesuatu. Hal itu akan sangat baik apabila kita mengarahkannya kearah yang positif. Namun, jika kita membawanya kearah yang negatif maka itu akan jadi malapetaka yang menyakitkan.

Banyak kasus remaja yang hamil di luar nikah disebabkan oleh nafsu yang tidak baik. Nafsu yang hanya memikirkan kebahagian sesaat tanpa memikirkan hal apa yang akan terjadi kedepannya. Dorong-dorongan yang ada, itu hanya keinginan yang sesat. Banyak remaja yang berdalih hal itu terjadi karena ada bisikan setan. Alasan yang sangat tidak logis.

Padahal jika kita berpikir lebih dalam. Cobalah bertanya pada diri sendiri,  Apa yang akan terjadi kalau saya melakukan itu?, bagaimana keluarga saya?, dan bagaimana masa depan saya?. Ya pertanyaan-pertanyaan seperti itu setidakanya membuat kita berpikir dua kali sebelum bertindak.

Kebutuhan haruslah menjadi prioritas kita. Dimana pun dan kapan pun. Mengalahlah sedikit, jangan kalah dengan keinginan. Keinginan jika terus diupayakan tidak akan ada habisnya. Hari ini udah beli sepeda, besok mau beli motor. Besok udah beli motor, lusa mau beli mobil. Dan begitulah seterusnya. Terus bertambah dan terus bertambah.

Lain hal nya jika kita mengutamakan kebutuhan. Aku butuh motor untuk sekolah/bekerja. Jika sudah berkomitmen maka godaan sebesar apapun akan mampu dilewati. Mau ada mobil mewah semewah apapun kalau hanya butuh motor ya gak akan tergoda. (Hal ini tidak bermaksud mendiskriminasikan siapa pun. Ini hanya  ilustrasi saja). Menandakan, jika kita fokus hanya pada apa yang dibutuhkan maka hidup kita akan tercukupi.

Agama pun pernah menyampaikan " Bahwa Tuhan telah mencukupkan apa yang kita butuhkan untuk hidup, namun yang membuat hidup ini berat adalah banyaknya keinginan dari dalam diri kita sendiri". Oleh karena itu, orientasi hidup adalah tentang bagaimana kita mampu memprioritaskan apa yang dibutuhkan, bukan apa yang diinginkan. Keinginan tidak akan ada habisnya, ia akan terus bertambah dan bertambah dari waktu ke waktu. Jagalah keinginan(nafsu) dengan terus bersyukur dan rendahkanlah hati kepada siapa pun.


sekian...
Terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar