Minggu, 26 Januari 2020

Esensi Rendah Hati

Dalam banyak kejadian bisa kita lihat orang sukses punya jalannya masing-masing. Tampak dari luar hidup mereka terlihat menyenangkan. Padahal di belakang itu semua ada sebuah perjalanan dan perjuangan yang tidak kenal lelah. Kegagalan demi kegagalan terus mereka alami. Tapi dari kegagalan itulah mereka banyak belajar tentang kehidupan.

Lihat berapa banyak Thomas Alva Edison gagal dalam percobaannya membuat lampu. Lihat pula Sanders Pemilik KFC yang pernah di tolak oleh banyak perusahaan. Mereka-mereka adalah segelintir orang yang mau belajar dari kegagalan. Serta menyadari bahwa untuk memperoleh sesuatu,  perlu kerja  keras, ketekunan, dan kesabaran.

Namun dari sisi lain penulis menemukan salah satu kunci keberhasilan mereka. Selain kerja keras, ternyata mereka-mereka sudah paham tentang esensi rendah hati. Tak malu memulainya dari bawah. Tak gengsi jika harus berjibaku melawan ketidakmungkinan. Cemoohan, cacian, dan umpatan mereka jadikan motiivasi diri. Mendorong diri untuk terus bekerja keras.

Rendah hati adalah salah satu sifat yang seyogyanya harus kita miliki. Terkadang kita beranggapan bahwa merendahkan hati sama seperti merendahkan diri. Padahal secara istilah, antara rendah hati dengan rendah diri jelas berbeda.

Esensi rendah hati tereletak pada cara kita memaknai perjalanan hidup. Menerima atau  menolaknya. Hidup tiap orang berbeda. Rendah hati tidak akan pernah memaksakan seseorang untuk mengikuti apa yang ia inginkan. Tetapi akan memahami pilihan hidup orang lain. Tak dibutakan oleh penampilan luar, namun dijelaskan oleh penampilan dalam.

Dengan adanya rendah hati justru akan memancarkan keindahan diri. Dalam istilah biasa disebut Inner Beauty atau kecantikan dari dalam. Rendah hati tidak akan menghilangkan harga diri. Tetapi sebaliknya, karena kita mampu untuk rendah hati, maka harga diri akan semakin baik di mata orang lain. Belajar dari para suksesor yang mau memulainya dari bawah tanpa memikirakan gengsi atau pun malu dianggap rendah.

Esensi rendah hati bisa kita dapatkan dari setiap perjalanan hidup yang kita jalani. Tapak tilas yang kita tinggal bisa dijadikan inspirasi untuk orang lain. Pada akhirnya rendah hati akan membawa kita pada esensi hidup yang sebenarnya. Seperti petuah leluhur yang bunyinya " Jika ingin kehidupan yang baik, maka jadilah orang baik". Rendah hati adalah satu dari sekian banyak sifat yang dimiliki orang  baik. "Belajarlah untuk terus rendah hati, sampai tidak ada satupun orang yang mampu merendahkan kita" ( Kutipan Ceramah KH Anwar Zahid).

sekian, terima kasih.

Minggu, 19 Januari 2020

Menerima Diri

        Banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari pengalaman. Baik pengalaman yang menyenangkan atau pun pengalaman yang tidak menyenangkan. Pepatah mengatakan "bahwa guru terbaik adalah pengalaman". Itu artinya hidup yang kita jalani adalah guru untuk diri kita sendiri. Bukan untuk orang lain.
        Tapi terkadang ada sebagian dari kita enggan menerima pengalamannya sendiri. Hal itu bisa saja terjadi jika pengalaman masa lampaunya sangat pahit dan pedih. Jangankan untuk menerima, untuk mengingatnya saja sudah tidak mau. Tekanan  diri dan lingkungan dapat berdampak buruk bagi kejiwaannya. Ini banyak terjadi dilingkungan keluarga yang tidak harmonis, yang kemudian diingat oleh si anak. Kemudian kenangan hitam itu terus terngiang dipikirannya. Tak semua orang dapat menerima kenangan pahit itu.
       Masing-masing orang punya caranya sendiri dalam menyelesaikan beban hidup. Tetapi satu yang perlu kita pahami bersama adalah berusahalah menerima diri sendiri. Segala aspek yang berkaitan dengan diri kita haruslah kita terima. Tak pandang itu kebahagiaan atau kesedihan. Intinya berusaha menerima diri. Kemudian meyakini bahwa kita adalah manusia yang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.
        Bersamaan dengan hal itu, artinya tiap pengalaman yang kita lewati sudah seharusnya kita terima. Lalu setelah menerima dengan lapang dada barulah kita belajar dari pengalaman itu. Awalnya pasti sulit untuk menerima diri sendiri. Perlahan tapi pasti nantinya kita pun akan terbiasa.
       Lihatlah cermin, lalu pandanglah diri kita. Lihat semua diri kita di depan cermin. Kemudian cari kelebihan dan kekurangan. Jika itu semua sudah kita lakukan, pelan tapi pasti kita akan bisa menerima kelebihan dan kekurangan yang ada dalam tubuh kita. Satu lagi, jadikan kritik dan pujian sebagai motivasi diri untuk lebih baik lagi serta berusaha mengabaikan sesuatu yang tidak penting untuk dilakukan.
         Menerima diri sendiri adalah cara kita bersyukur atas nikmat yang telah Tuhan berikan. Serta meyakini bahwa Tuhan telah mengatur takdir kita masing-masing. "Pandai bersyukur tak akan membuat kita merugi, tetapi merugilah orang yang tidak pandai bersyukur". Sekian Terima Kasih

Sabtu, 11 Januari 2020

Tentang Hari Dilahirkan

Momen ulang tahun selalu menjadi hal yang paling dinantikan oleh banyak orang. Tiap perayaannya masing-masing  orang punya caranya tersendiri. Ada yang merayakan dengan penuh suka-cita. Adapula yang merayakan dengan perayaan sederhana.  Ya momen seperti ini semua orang punya banyak cara untuk merayakannya. 

Memperingati hari dilahirkan tentu memunculkan berbagai statement.  Ada yang mendukung dan adapula yang kontra. Ya perihal ini silakan kita sendiri yang menilai.  Tetapi buat penulis, merayakan hari dilahirkan sah-sah saja.  Bergantung pada niat masing-masing. Lebih eloknya momen ulang tahun kita jadikan sebagai sarana memawasi diri.  Serta sebagai langkah awal untuk menentukan jalan kehidupan kedepannya. 

Tentang hari dilahirkannya kita di dunia ini.  Sudah selayaknya kita syukuri.  Kemudian coba kita bawa nurani ini kepada peristiwa sakral.  Peristiwa pengorbanan wanita yang mulai.  Berpeluh keringat dan bertaruh nyawa demi melahirkan kita.  Tak ada penyesalan sedikit pun dari dalam hatinya atau dendam dalam dada nya. 

Momen ini bukan hanya tentang kita, tetapi tentang sebuah pengaharapan yang mulia.  Tentang sebuah pengorbanan bertaruh nyawa.  Cemas,  khawatir dan was-was menggema disekeliling ruangan. Banyak orang yang menunggu kedatangan kita.  Tampak senyum terurai dari mereka yang menyaksikan hari dilahirkannya kita.  Suka-cita menyelimuti keluarga dan sanak saudara.  Sungguh sambutan yang hangat. 

Maka dari itu,  momen ulang tahun kita jadikan wadah ber-transformasi untuk lebih baik lagi.  Kemudian momen ini juga kita jadikan sebagai alat untuk mengenang semua pengorbanan orang tua kita.  Serta menjadi awal untuk mengambil langkah selanjutnya.  "ini bukan tentang seberapa banyak umur yang kita peroleh,  tetapi tentang seberapa banyak kita memberi manfaat kepada yang lain". "kemudian bersyukurlah karena kita masih diberi kesempatan untuk menjadi lebih baik lagi kedepannya ".