Sabtu, 04 Juli 2020

Fakta yang Harus di Hadapi

Dikala kecil dulu kita pernah memiliki banyak harapan besar. Harapan yang jika di dengar oleh orang dewasa itu aneh dan agak lucu. Harapan jika besar nanti mau jadi power ranger-lah, mau superman-lah, mau jadi batman-lah, atau bahkan punya harapan ingin dapat duit dari tiap pesawat terbang yang lewat. Harapan-harapan itu lebih bersifat imajinatif, dan memang pada faktanya anak-anak termasuk kita kala itu penuh dengan dunia imajinasi.

Orang tua atau pun orang dewasa hanya  bisa tersenyum sinis melihat apa yang kita lakukan. namun, mereka juga tidak dapat memaksa, toh nyatanya dunia anak dengan dunia orang dewasa itu berbeda jauh. Orang tua pun akan memaklumi hal itu.

Kadang tidak hanya cita-cita yang aneh, tetapi hal yang kita lakukan pun sering aneh dan jenaka. Bayangkan saja rumus dari mana tanah bisa diceritakan sebagai kue, kemudian air kotor bisa dibayangkan menjadi jus segar. Lalu coba ingat-ingat lagi, bagi anak laki-laki ketika bermain sepeda dalam bayangan mereka, mereka sedang berada di dalam sirkuit balapan. Kemudian dengan aba-aba layaknya balapan, mereka pun antusias memainkan sepeda mereka dengan bayangan bahwa apa yang mereka bawa adalah sebuah motor balap. Kemudian ketika sedang main bola,  rasanya anak-anak hanya akan fokus pada jadi siapa mereka dilapangan, jadi ronaldo kah atau jadi messi. Jadi begitulah anak-anak, usia dimana imajinasi mendominasi diri.

Tetapi seiring berjalannya waktu, logika dan nalar kita mulai berkembang. Hal itu juga diiringi dengan pertumbuhan fisik yang makin lama makin matang. Coba saja kita diminta untuk berlagak seperti anak-anak. Banyak dari kita akan berpikir dua kali. Karena apa hal itu terjadi? hal tersebut terjadi karena logika dan nalar mulai menguasai dan imajinasi tidak kebagian tempat. Maka munculah asumsi dari diri kita sendiri, "wah dulu gua kok aneh ya, pelepah pisang aja bisa-bisanya gua anggap pistol'. Muncul asumsi mengenai kesadaran diri tentang apa yang kita lakukan saat kecil dulu. Berargumentasi bahwa apa yang kita lakukan kala itu, merupakan hal yang aneh dan gila. Dan mulailah kita tertawa dan tersenyum kecil sembari membayangkan hal-hal aneh yang pernah kita lakukan saat kecil dulu.

Peristiwa ini menandakan bahwa perubahan merupakan sebuah keniscayaan. Yang mau tidak mau, suka tidak suka harus kita lakukan. Jika tidak, kita akan kalah dengan kemajuan zaman yang berjalan begitu pesat. Ini juga berlaku bagi kaula-kaula muda yang masih berpikir bahwa mereka akan terus berada di usia muda. Padahal, secara sadar atau tidak sadar usia mereka terus berjalan seiring berputarnya waktu. Artinya dalam waktu dekat mereka harus menghadapi momen, momen memilih pasangan hidup.

Ya secara teori, nampaknya sederhana. Tetapi, fakta dilapangan menunjukkan betapa sulitya melewati momen ini. Mulai dari sindiran orang-orang terdekat. Perjodohan yang sama sekali tidak kita inginkan. Bahkan sampai pada ancaman menyendiri seumur hidup.  Rasanya seperti inilah gambaran berat nya memilih pasangan hidup.

Banyak pertimbangan yang harus dipikirkan dengan matang. Mulai dari memasang plan demi plan. Sampai pada pemasangan target yang harus dicapai. Hal ini menjadi gambaran berat bagi kita-kita yang masih berada pada usia 20an. Tapi ada sebagian dari kita yang menganggap hal ini biasa-biasa saja. Hal itu terjadi karena perbedaan latar belakang kehidupan dan perbedaan pengalaman.Artinya semua ini akan kembali kepada diri masing-masing. Penentunya bukan orang lain, tetapi diri kita sendiri.

Pada akhirnya semua proses kehidupan harus kita jalani dan lewati dengan sebaik mungkin. Salah, keliru dalam mengambil langkah menjadi hal yang biasa terjadi. Yang perlu kita lakukan adalah bangkit untuk membangun optimisme menatap hari esok yang lebih baik. Layaknya anak kecil yang selalu siap menjadi apapun. Meski pada dasarnya mereka belum mengetahui apa yang akan dihadapi di masa depan. Ilmu bisa kita dapat dari mana saja. maka dari itu "Jadikan setiap orang sebagai guru, serta jadikan setiap tempat yang kita singgahi sebagai sekolah, dengan begitu kita akan mendapatkan pelajaran yang berharga, yakni pelajaran  hidup.


terima kasih
sekian.

Cileungsi, 5 Juni 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar