Kamis, 21 Mei 2020

"Kebutuhan diatas Keinginan; Part 2"


Pada waktu tertentu kita pasti dihadapkan pada sebuah kedilemaan. Tentang sesuatu yang rasanya sulit untik di pilih. Banyak petimbangan yang harus diputuskan sesegera mungkin. Karena memang batas waktu yang singkat sehingga tidak memungkinkan lagi untuk berpikir lama. Pikiran kita dituntut untuk berpikir kritis, menimbang semua aspek agar tak menimbulkan penyesalan dikemudian hari. Meski pada akhirnya terkadang logika dan nurani kita kalah dengan hawa nafsu yang terus menyala.

Rasa ingin sesuatu selalu disebabkan oleh hawa nafsu.  Dorongan dari dalam diri meminta manusia untuk mengutamakan apa yang diinginkan. Bukan meminta untuk mempriotaskan kebutuhan. Padahal secara riil, kebutuhan jauh lebih penting daripada keinginan. Ya tapi mau bagaimana lagi, pertempuran batin selalu dimenangkan nafsu. Sedangkan logika selalu terbelakang dan kalah. Barulah, ketika sadar kita mengetahui keinginan hanya membuai kita diawal dan selalu menutup nurani dan logika kala itu.

Jika kita bebicara tentang diri sendiri rasanya sulit untuk jujur. Kadang kita sering membohongi diri sendiri. Misal ketika situasi seperti saat ini.  Himbauan dari berbagai pihak untuk tetap di rumah nyata nya kita langgar.  Seakan-akan aturan di buat untuk di langgar.  Ya hal ini hberlaku juga buat penulis. Protokol kesehatan bak tulisan yang hanya sekadar  dibaca. Bukan untuk dipahami dan dijalankan.  Jika berbicara fakta dilapangan,  jauh sebelum Covid 19 datang memang masyarakat kita sudah di kenal dengan 'kengeyelannya'.  Contoh sederhana nya buang sampah.  Sudah berapa ribu himbauan,  sudah berapa ratus tulisan dibuat untuk mengingatkan masyarakat 'jangan buang sampah sembarangan '. Tapi apa hasil yang didapat?  Tetap saja sampah berserakkan dimana-dimana. 

Nafsu yang ada, sebenarnya memiliki peran yang penting. Peran yang terus mendorong manusianya untuk terus berusaha mendapatkan sesuatu. Hal itu akan sangat baik apabila kita mengarahkannya kearah yang positif. Namun, jika kita membawanya kearah yang negatif maka itu akan jadi malapetaka yang menyakitkan.

Banyak kasus covid 19 disebabkan oleh nafsu yang tidak baik. Nafsu yang hanya memikirkan kebahagian sesaat tanpa memikirkan hal apa yang akan terjadi kedepannya. Dorong-dorongan yang ada, itu hanya keinginan yang sesat. Banyak dari kita berdalih bahwa itu semua demi kebutuhan. Padahal jika dikalkulasikan, lebih banyak keinginan yang kita belanjakan, ketimbang kebutuhan yang jelas-jelas kita butuhkan. Walaupun tiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda -beda.  Artinya semua keputusan ada ditangan kita. 

Kalau kita menginginkan Covid 19 ini cepat berlalu maka ikutilah aturan yang berlaku.  Jangan gadaikan kesehatan orang -orang  sekitar kita dengan sesuatu yang kita inginkan.

Berpikirlah lebih dalam. Cobalah bertanya pada diri sendiri,  Apa yang akan terjadi kalau saya melakukan itu?, bagaimana keluarga saya?, dan bagaimana masa depan saya?. Ya pertanyaan-pertanyaan seperti itu setidakanya membuat kita berpikir dua kali sebelum bertindak.

Kebutuhan haruslah menjadi prioritas kita. Dimana pun dan kapan pun. Mengalahlah sedikit, jangan kalah dengan keinginan. Keinginan jika terus diupayakan tidak akan ada habisnya. Hari ini udah beli sepeda, besok mau beli motor. Besok udah beli motor, lusa mau beli mobil. Dan begitulah seterusnya. Terus bertambah dan terus bertambah.

Lain hal nya jika kita mengutamakan kebutuhan. Aku butuh motor untuk sekolah/bekerja. Jika sudah berkomitmen maka godaan sebesar apapun akan mampu dilewati. Mau ada mobil mewah --semewah apapun kalau hanya butuh motor ya gak akan tergoda. Hal tersebut menandakan, jika kita fokus hanya pada apa yang dibutuhkan maka hidup kita akan tercukupi.

Agama pun pernah menyampaikan " Bahwa Tuhan telah mencukupkan apa yang kita butuhkan untuk hidup. Namun yang membuat hidup ini berat adalah banyaknya keinginan dari kita sendiri". Oleh karena itu, orientasi hidup adalah tentang bagaimana kita mampu memprioritaskan apa yang dibutuhkan, bukan apa yang diinginkan. Keinginan tidak akan ada habisnya, ia akan terus bertambah dan bertambah dari waktu ke waktu. Jagalah keinginan dengan terus bersyukur dan rendahkanlah hati kepada siapa pun. 

Terus berusaha dan berdoa semoga pandemi cepat berlalu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar