Sungguh menjadi sebuah ironi, ketika sesuatu yang kita sama-sama tahu itu buruk malah kita tambah buruk lagi. Kesalahan orang yang salah kita tambah dengan cara membagikan lagi kesalahan tersebut lewat media sosial. Tak cukup sampai disitu. Obrolan dengan tetangga dan kerabat pun masih membahas kesalahan tersebut. Ya jadi seolah olah ga ada celah untuk ga ngomongin orang. Hmm ya begitulah kita.
Situasi saat ini kita sama-sama sedang berusaha melawan wabah corona. Tapi di sisi lain ada beberapa pihak yang ambil kesempatan. Pihak yang iseng. Pihak yang ingin membuat situasi semakin keruh. Ibarat kalau di kertas bersih ada coretan sedikit, sama nih orang malah ditambah coretan nya. Bukannya di hapus tapi malah memperparah coretan.
Kondisi ini kita yakini di luar dari kendali kita. Mau kaya mau miskin merasakan situasi yang sama. Takut, khawatir, dan cemas menjadi perasaan yang sedang kita rasakan saat ini. Tak luput juga, beban terberat dengan situasi seperti ini adalah rasa bosan yang terus bertambah dari hari ke hari.
Nah dengan kondisi -kondisi seperti ini, sebenarnya kita bisa sedikit membantu mengurangi kecemasan. Yaitu dengan memberikan sesuatu yang positif, motivatif, dan menghibur. Optimisme harus tetap ada dalam diri kita Karena senjata terbaik ada di dalam diri. Dan optimisme adalah pelecutnya.
Sudah jangan membicarakan sesuatu yang sifatnya masih berandai -andai. Yang berlalu biarlah berlalu. Tak semua hal dapat kita kendalikan. Kekayaan se kaya apapun toh pada faktanya tidak dapat mencegah virus ini datang. Artinya, ini semua sudah menjadi kehendak Tuhan. Biarlah Tuhan yang mengatur . Jangan ambil jatah Tuhan. Ini yang kadang belum kita pahami. Sering ambil jatah yang bukan menjadi hak kita.
Dalam agama pun sudah disampaikan bahwa Tuhan lah yang mengatur seluruh alam semesta beserta kejadian -kejadiannya. Jadi kita jangan jadi orang yang sok tau, kemudian menghukum Tuhan. Dengan mengatakan bahwa Tuhan tidak baik, Tuhan tidak adil dan lain sebagianya. Sudah hentikan semua dusta dan kebodohan kita ini.
Sekarang yang terpenting adalah kita sama-sama membatasi diri. Membatasi kegiatan sosial dan sebisa mungkin untuk tetap di rumah aja. Memang situasi ini membosankan. Tapi ini adalah cara terbaik dan termudah yang bisa kita lakukan untuk melawan penyebaran virus corona.
Sudahi semua cacian dan makian kita kepada para pemimpin. Lupakan semua urusan poltik. Bersatu dan saling menguatkan satu sama lain bisa memperbaiki situasi. Setidaknya psikologi kita tidak terserang penyakit akibat dari dampak virus corona.
Ingat manusia memiliki batas kemampuan. Batas yang tidak bisa kita elakkan lagi. Ketika batas itu sulit untuk di lalui, maka bersujud dan menengadah tangan sembari berdoa adalah cara terbaik. Stop kebencian, stop cacian, bersama kita lawan corona. "Sesungguhnya Tuhan tidak akan memberikan sebuah ujian, melewati batas kemampuan hamba-hamba Nya".
Sekian.
#Stayathome
#dirumahaja
#bersamakitakuat
Senin, 30 Maret 2020
Minggu, 01 Maret 2020
Sisi Lain Bad Mood
Disaat-saat tertentu terkadang kita pernah merenung tentang diri kita. Tentang sudah sampai mana pencapaian hidup yang kita jalani. Sudahkah sesuai atau masih ada yang perlu dicapai lagi. Biasa perenungan itu terjadi ketika jiwa kita berada pada level down atau menurun. Level dimana kita jenuh dengan semua aktivitas yang kita jalani. Penurunan seperti ini biasa kita sebut dengan bad mood.
Bagi kaum hawa penurunan jiwa bisa disebabkan oleh faktor menstruasi. Sedangkan pada pria disebabkan oleh tingkat strees yang tinggi. Jika hal ini terjadi, rasa-rasanya dunia ini tak lagi indah. Teman terasa seperti musuh. Makan dan minum pun jadi tidak enak. Ya seperti itulah sedikit gambaran mengenai hal yang terjadi ketika kita sedang bad mood.
Hal seperti ini pada hakikatnya merupakan hal yang lumrah. Karena harus kita akui juga, bahwa kita bukanlah mahluk super yang bisa mengerjakan sesuatu selalu sempurna. Kadang kala ada saatnya kita melakukan keteledoran dan kesalahan. Baik di sengaja maupun tidak di sengaja. Ya hal seperti itu masih bersifat manusiawi.
Namun, ada sebagian dari kita yang keliru dalam mengatasi hal ini. Tingkat stress yang sudah parah menyebabkan depresi. Depresi yang terjadi pada seseorang bisa saja mengancam nyawa orang tersebut. Kejadian tewasnya orang karena faktor depresi pun cukup banyak. Penyebabnya pun macam-macam, mulai dari faktor putus dari kekasih sampai pada faktor ekonomi. Depresi merupakan hasil dari kegagalan diri dalam mengolah tekanan. Tekanan yang muncul tidak disertai dengan tindakkan yang nyata.
Sedangkan bagi yang bisa mengolah tekanan dengan baik, maka penurunan perasaan ini bisa dijadikan sebagai alat introspeksi diri. Merenung tentang semua hal dari diri kita. Berusaha menerima kenyataan dan menerima diri. Jujur pada diri sendiri dan orang lain. Serta berdamai dengan kehidupan. Menyadari bahwa hidup tak selamanya bahagia, dan tidak pula selamanya bersedih. Semua sudah digariskan oleh yang Maha Kuasa. Bersyukur ketika sedang mendapatkan kenikmatan. Sabar dan tidak menghina Tuhan ketika sedang di rundung kesedihan. Mendekatkan diri kepadaNya, baik dalam keadaan senang maupun sedih bisa menjadi solusi terbaik. Tujuannya agar kita dapat terus mengingat bahwa kita ini bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa di dunia ini.
Bad mood adalah sebuah hal yang wajar dan manusiawi. Hal yang tak wajar adalah jika kita terus menyalahkan keadaan. Terus menyalahkan kehidupan tanpa pernah mau berdamai dengan kehidupan. Maka dari itu jangan pernah berharap kebahagian akan datang pada kita selama kita terus-terusan menyalahkan kehidupan. Berdamai dengan diri dan jujur pada diri sendiri menjadi jalan mendapatkan kebahagian. Ini semua tentang cara kita berdamai dan bersyukur terhadap kehidupan yang kita jalani. Kunci kehidupan berada di dalam diri kita masing- masing, yakni hati. Maka dari itu jagalah hati dari penyakit hati.
sekian...
terima kasih
Bagi kaum hawa penurunan jiwa bisa disebabkan oleh faktor menstruasi. Sedangkan pada pria disebabkan oleh tingkat strees yang tinggi. Jika hal ini terjadi, rasa-rasanya dunia ini tak lagi indah. Teman terasa seperti musuh. Makan dan minum pun jadi tidak enak. Ya seperti itulah sedikit gambaran mengenai hal yang terjadi ketika kita sedang bad mood.
Hal seperti ini pada hakikatnya merupakan hal yang lumrah. Karena harus kita akui juga, bahwa kita bukanlah mahluk super yang bisa mengerjakan sesuatu selalu sempurna. Kadang kala ada saatnya kita melakukan keteledoran dan kesalahan. Baik di sengaja maupun tidak di sengaja. Ya hal seperti itu masih bersifat manusiawi.
Namun, ada sebagian dari kita yang keliru dalam mengatasi hal ini. Tingkat stress yang sudah parah menyebabkan depresi. Depresi yang terjadi pada seseorang bisa saja mengancam nyawa orang tersebut. Kejadian tewasnya orang karena faktor depresi pun cukup banyak. Penyebabnya pun macam-macam, mulai dari faktor putus dari kekasih sampai pada faktor ekonomi. Depresi merupakan hasil dari kegagalan diri dalam mengolah tekanan. Tekanan yang muncul tidak disertai dengan tindakkan yang nyata.
Sedangkan bagi yang bisa mengolah tekanan dengan baik, maka penurunan perasaan ini bisa dijadikan sebagai alat introspeksi diri. Merenung tentang semua hal dari diri kita. Berusaha menerima kenyataan dan menerima diri. Jujur pada diri sendiri dan orang lain. Serta berdamai dengan kehidupan. Menyadari bahwa hidup tak selamanya bahagia, dan tidak pula selamanya bersedih. Semua sudah digariskan oleh yang Maha Kuasa. Bersyukur ketika sedang mendapatkan kenikmatan. Sabar dan tidak menghina Tuhan ketika sedang di rundung kesedihan. Mendekatkan diri kepadaNya, baik dalam keadaan senang maupun sedih bisa menjadi solusi terbaik. Tujuannya agar kita dapat terus mengingat bahwa kita ini bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa di dunia ini.
Bad mood adalah sebuah hal yang wajar dan manusiawi. Hal yang tak wajar adalah jika kita terus menyalahkan keadaan. Terus menyalahkan kehidupan tanpa pernah mau berdamai dengan kehidupan. Maka dari itu jangan pernah berharap kebahagian akan datang pada kita selama kita terus-terusan menyalahkan kehidupan. Berdamai dengan diri dan jujur pada diri sendiri menjadi jalan mendapatkan kebahagian. Ini semua tentang cara kita berdamai dan bersyukur terhadap kehidupan yang kita jalani. Kunci kehidupan berada di dalam diri kita masing- masing, yakni hati. Maka dari itu jagalah hati dari penyakit hati.
sekian...
terima kasih
Langganan:
Postingan (Atom)