Rabu, 08 April 2020

Yowis Manut Wae lah.

Situasi sulit seperti ini menjadi dilema bagi semua. Kalangan atas, menengah, dan bawah merasakan dampak yang sama. Yang membedakan hanyalah cara menanggapi dan memperlakukan diri menghadapi situasi sulit ini. Ada yang galau setengah mati karena gak bisa kemana-mana. Mau ke mall, mall nya ditutup. Mau jalan ke tempat wisata, tempat nya ditutup. Atau mau pergi ke tempat ibadah pun juga terbatas. Ya inilah kedilemaan saat ini.

Disaat orang-orang berusaha membatasi diri dari aktivitas di luar rumah, ternyata masih banyak sebagian dari kita yang harus berjibaku mengais rezeki. Buat mereka tidak ada yang lebih berbahaya daripada keluarganya tidak makan sama sekali. Semua risiko mereka ambil. Tak peduli virus atau bahaya apa yang mengancam mereka. Buat mereka tanggung jawab adalah hal yang diprioritaskan. Teruntuk mereka yang harus bekerja teriring doa "semoga rezeki hari ini dan seterusnya memberi berkah buat semua".

Sedangkan yang lain, tanpa harus keluar rumah masih dapat bekerja di rumah. Tetapi bekerja di rumah bukan berarti tak menimbulkan dilema. Jelas, konsekuensi yang harus diambil adalah kejenuhan dan tinggi nya rasa bosan.  Terbisa dengan sosialisasi tinggi dengan orang banyak, sekarang harus dipaksa mengisolasi diri di rumah. Rasanya apa? BOSAN.

Tapi kedilemaan ini harus kita hadapi sama-sama. Himbauan pemerintah pusat dan daerah sudah sepatutnya kita ikuti. Jangan merasa angkuh atas himbauan yang telah disampaikan. Karena itu semua demi kebaikan bersama. Saat ini kita harus realistis menghadapi pandemi dunia ini. Jangan kerjakan sesuatu yang tak penting. Tahan diri sementara waktu. Manfaatkan situasi ini untuk berkumpul dengan keluarga. Anggap saja ini sebagai momen kumpul  bersama keluarga. Apapun yang terjadi ikuti saja alurnya. Kalau kata orang jawab " Yowis manut wae lah" (yaudah ngikut aja deh).

Toh nantinya kita sama-sama bisa ambil hikmah dari kejadian hari ini. Tuhan punya rencana yang tidak diketahui manusia. Lalu kalaupun ini adalah hasil buatan manusia, ya kita doakan saja semoga mereka-mereka yang terlibat bisa mendapat ganjaran yang setimpal.

Buat kaum ngopi, situasi ini sama sekali tidak mengganggu. Malah ngopi makin terasa nikmat karena bisa berbicara dengan diri sendiri. Berbicara tentang masa lalu yang sudah dilewati dan berbicara tentang masa depan yang akan dihadapi. Dan buat kaum jomblo situasi ini sudah sangat familiar, karena mereka terbiasa sendiri. Jadi gak ngaruh sama sekali. hahaha.

Nanti kita ceritakan tentang hari ini. Hari dimana rebahan menjadi solusi terbaik menyelamatkan dunia. Cerita tentang pelajaran hidup yang berarti. Memberi makna bahwa manusia dan semesta harus selalu bekerjasama
membangun ekosistem kehidupan yang baik. Keseimbangan itu harus kita kembalikkan. Meskipun sedikit, setidaknya kita sudah berusaha untuk memperbaiki semeseta. Bagaimana nanti nya, serahkan saja pada yang Maha Kuasa, karena Tuhan punya cerita yang indah diakhir nanti.
X : "Saat ini Jangan aneh-aneh ya".
Y: "Yowis Manut Wae lah".

Aku, kamu, dan kita memang terpisah oleh jarak. Tapi percayalah jarak memberi kita waktu untuk memahami rindu. Dan diakhir nanti kita akan berkata bahwa "iya Tuhan sekarang aku paham bahwa rindu itu indah dan aku mengerti bahwa rencanmu adalah yang terbaik, terima kasih Tuhan". (mata berbinar indah berselimut senyum merona memandang senja nan elok di ujung barat).